Judul: Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan dengan
Menggunakan Media Gambar Berseri Pada Siswa Kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan
Mappakasunggu Kabupaten Takalar
I. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
satu-satunya cara yang dapat ditempuh oleh manusia dalam mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam dirinya. Melalui pendidikan, manusia akan terbentuk
menjadi pribadi dan masyarakat yang terdidik dengan memiliki kecerdasan
intelegensi, emosional, dan spiritual yang terbentuk dalam aktivitas yang
terampil, kreatif dan inovatif. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu usaha pemerintah
dalam meningkatkan pendidikan yang berkualitas yaitu melalui perbaikan di
berbagai sektor pendidikan, khususnya yang menyangkut kualitas pendidikan.
1
|
Menurut
UU No 2 Tahun 1989 pasal 1, ayat 1 (Mudyahardjo, 2010: 201), “pendidikan adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Oleh
karena itu, pemerintah mempunyai tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia sebagaimana telah diamanatkan dalam UUD 1945, berdasarkan
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 (2006: 2)
menyebutkan bahwa:
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kecerdasan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara.
Sejalan dengan hal
tersebut diatas, maka pendidikan adalah usaha sadar dan terencana guna
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, dan semua keterampilan yang dibutuhkan untuk
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, dimana hal tersebut secara tersirat
sudah menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.
Salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan dari pendidikan adalah dengan melalui Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD. Adapun empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu: keterampilan membaca, keterampilan
menulis, keterampilan menyimak dan keterampilan menulis.
Penguasaan keterampilan
menulis karangan tidak diperoleh secara spontan atau alamiah akan tetapi membutuhkan
latihan yang intensif dan memerlukan tahap-tahap pembelajaran yang membutuhkan
waktu yang tidak sedikit serta membutuhkan proses yang cukup lama. Proses
berlatih menulis karangan tersebut dapat dilakukan oleh siswa secara formal
melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang dimulai sejak SD.
Berdasarkan kenyataan bahwa menulis
karangan tidak diperoleh secara spontan, maka peneliti melakukan observasi
langsung di SDN 106 Inpres Takalar I pada hari sabtu tanggal 30 Maret 2013,
dengan hasil observasi pada umumnya siswa di sekolah tersebut kurang terampil
dalam menulis karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia karena siswa kurang
mampu dalam memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, di samping itu siswa
yang mengikuti pelajaran kurang bersemangat karena guru kurang melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran
menulis. Kalimat yang satu dengan yang lainnya tidak sinambung, pragraf yang
satu dengan yang lainnya tidak koheren. Dari hasil observasi, peneliti juga
menemukan fakta bahwa guru kurang menggunakan media yang sifatnya kreatif dan
inovatif dalam proses belajar mengajar yang melibatkan aktivitas mental, fisik
dan emosional.
Selain hal tersebut di
atas, peneliti juga menemukan bahwa nilai rata-rata siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya dalam menulis karangan pada siswa kelas III yang
berjumlah 35 orang adalah 6,35 yang seharusnya nilai rata-rata yang menjadi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 7,00. Alasan dari perolehan nilai
tersebut adalah bahwa pembelajaran menulis karangan kurang mengaktifkan siswa
dalam proses belajar mengajar sehingga berakibat pada rendahnya keterampilan
menulis karangan pada siswa SDN 106 Inpres Takalar I.
Keterampilan menulis berbeda dengan
jenis keterampilan berbahasa lainnya karena keterampilan menulis merupakan
kegiatan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.
Sejalan dengan itu, Abidin (2012: 181) menyatakan bahwa menulis pada dasarnya
adalah proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis. Menulis
merupakan salah satu hal yang perlu dimiliki oleh siswa Sekolah Dasar, terutama
pada siswa kelas awal, yaitu siswa kelas I sampai dengan kelas III. Oleh sebab
itu, Akhadiah (Abidin 2012: 181) memandang bahwa “menulis adalah sebuah proses,
yaitu proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis, yang dalam
praktiknya proses menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan satu
sistem yang utuh”. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa dapat
mengkomunikasikan ide, dan pengalamannya ke berbagai pihak. Lebih lanjut Gie
(Abidin 2012: 181) menyatakan bahwa “menulis memiliki kesamaan makna dengan
mengarang, yaitu segenap kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca unntuk dipahami”.
Sejalan dengan pendapat
diatas, maka menulis adalah kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang guna menuangkan gagasan ataupun pengalamannya
dalam bentuk tulisan untuk disampaikan kepada pembaca, atau dengan kata lain menulis
adalah alat komunikasi non verbal.
Keterampilan menulis
sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peran yang
penting di dalam kehidupan manusia. Menulis karangan pada prinsipnya adalah
bercerita tentang sesuatu yang ada dalam imajinasi seseorang. Penceritaan
tersebut dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia,
semuanya diciptakan sebagai pengarang.
Agar pembelajaran
menulis karangan dapat terlaksana dengan baik pada jenjang pendidikan SD,
diperlukan guru yang terampil untuk merancang dan mengelolah pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran agar siswa lebih aktif dan
kreatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan yaitu dengan menggunakan media gambar berseri.
Sebagaimana diketahui
gambar berseri mempunyai peranan yang cukup pentig dalam membantu siswa
meningkatkan keterampilan menulis karangan, karena dengan menggunakan media
gambar berseri, siswa dapat melihat hubungan antara konsep, peristiwa, dan tokoh yang ada dalam pelajaran serta
siswa dapat melihat hubungan antara komponen-komponen materi atau isi pelajaran
yang diajarkan. Dengan bantuan media gambar berseri, guru akan lebih mudah
mengatasi gangguan yang akan menghambat proses pembelajaran dan mengambil alih
perhatian siswa di kelas.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimanakah penggunaan
media gambar berseri dalam meningkatan keterampilan menulis karangan pada siswa
kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar
C. Pemecahan
Masalah
Kurangnya keterampilan
menulis karangan pada siswa SDN 106 Inpres Takalar I terjadi karena beberapa
faktor, dimana faktor utamanya yaitu kurangnya penggunaan media yang melibatkan
aktivitas mental, fisik dan emosional pada siswa terutama dalam hal menulis
karangan. Apabila hal tersebut dibiarkan secara terus menerus, maka akan
berdampak negatif bagi siswa. Dampak nyata yang dapat dilihat adalah rendahnya keterampilan menulis karangan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, peneliti bersama guru merencanakan upaya
dalam mengatasi hal tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan tersebut yaitu melalui penggunaan media gambar berseri
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa SD, sebagaimana
karakteristik siswa SD yaitu sangat tertarik terhadap sesuatu yang diamati
misalkan gambar-gambar yang menarik sehingga dapat meningkatkan daya imajinasi
dan kreativitas dalam diri siswa untuk menulis karangan. Sehingga hal tersebut
dapat menimbulkan kesan yang bermakna dalam diri siswa.
D. Tujuan
Peneletian
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk “mengetahui penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan pada siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I
Kecamatan Mappakasunggu Kabupaten Takalar”.
E. Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
teoritis
a. Melalui
hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti memiliki pengetahuan dan
wawasan tentang penggunaan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan
menulis karangan.
b. Melalui
hasil penelitian ini, diharapkan guru dan peneliti dapat memiliki inovasi
pembelajaran yang baru sehingga dapat dijadikan sebagai sarana dalam
meningkatkan proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan menggunakan
media gambar seri sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
siswa kelas III.
2. Manfaat
praktis
a. Dari
hasil penelitian ini, diharapkan guru SD dapat pengalaman secara langsung
menggunakan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan
di kelas III
b. Sebagai
gambaran tentang penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan siswa
c. Melalui
hasil penelitian ini, diharapkan siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam
menulis karangan
d. Dari
hasil penelitian ini, diharapkan peneliti mendapat pengalaman nyata dan dapat
menggunakan media gambar berseri di dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menulis karangan di kelas rendah jika menjadi guru di masa yang akan
datang.
II. KAJIAN
PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Pustaka
Pada prinsipnya tujuan utama
dari pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan keterampilan siswa dalam
Bahasa Indonesia yang meliputi pengetahuan menyimak, berbicara dan menulis.
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk
mengkomunikasikan semua yang ada dalam pikirannya dalam bentuk bahasa tulis.
1. Pengertian
Menulis
Di dalam masyarakat
modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yakni
berkomunikasi secara langsung dan berkomunikasi secara tidak langsung. Kegiatan
berbicara dan menyimak adalah bentuk komunikasi langsung sedangkan membaca dan
menulis adalah bentuk komunikasi tidak langsung.
Keterampilan menulis
mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan
menulis seseorang mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya.
Seperti yang
diungkapkan oleh Tarigan (Haryadi & Zamzani 1996: 77) mengemukakan bahwa
menulis adalah menurunkan atau
melukiskan lambang-ambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis
tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafis tersebut.
Dengan tulisan
komunikasi antara penulis dan pembaca dapat terjalin, komunikasi ini dapat
terjalin dengan lancar apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang
grafik yang digunakan oleh penulis dalam menyampaikan apa yang ditulisnya.
2. Pengertian
Menulis Karangan
Menulis karangan
termasuk dalam salah satu keterampilan menulis yang menuangkan ide dan pikiran
di atas selembar kertas atau sebuah buku secara utuh, lengkap dan jelas.
Seperti yang dikemukakan oleh Byne (Haryadi & Zamzani 1996: 77) bahwa
mengarang pada hakikatnya bukan sekedar
menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata dan kata disusun menjadi
kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan
buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai
secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunukasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut
Permana (2009: 2) “mengarang pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu
yang ada pada angan-angan penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan
maupun tulisan”.
Bertolak
dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengarang adalah menuangkan buah
pikiran yang ada dalam angan-angan ke dalam bentuk lisan maupun tulisan melalui
kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga apa yang ada di
dalam pikiran dapat tersampaikan kepada pembaca secara jelas dan berhasil.
3. Pengertian
Media, Media Gambar dan Media Gambar Berseri
Kata media berasal dari
bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah
media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan dengan penerima
pesan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miarso (Indriana 2011:43) bahwa “media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang
dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan dan perhatian siswa untuk belajar”.
Beberapa hal yang
termasuk dalam ke dalam media yaitu film, televisi, diagram, media cetak,
komputer dan juga media gambar.
Penggunaan media gambar
dalam pembelajaran sbisa mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang
digunakan dapat merupakan gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua
peserta didik yang ada di dalam kelas, dapat ditempel, digantung ataupun
diproyeksikan.
Menurut
Rahmawatiningsih (2010: 5) “media gambar berseri merupakan suatu media visual
yang berisi yakni urutan gambar, antara gambar yang satu dengan gambar yang
lain saling berhubungan dan menyatakan suatu peristiwa”.
Dari teori diatas dapat
disimpulkan bahwa gambar berseri adalah gambar yang mempunyai urutan kejadian
yang memiliki satu kesatuan cerita. Gambar berseri juga dapat melatih siswa
mempertajam imajinasi yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Senmakin
tajam daya imajinasi siswa, semakin berkembang pula siswa dalam melihat
kemudian membahasakan sebuah benda
4. Manfaat
Media
Penggunaan media dalam
pengajaran berfungsi untuk mempercepat proses belajar mengajar di dalam kelas,
dan juga sebagai alat bantu dalam
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. Sejalan dengan hal tersebut,
Sadiman
(2002: 16) menyebutkan empat fungsi media antara lain sebagai berikut: (1)
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam
bentuk kata-kat tertulis atau lisan belaka). (2) mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera. (3) penggunaan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. (4) mempermudah guru dalam
memberikan rangsangan dan menyamakan persepsi serta pengalaman kepada siswa.
B. Kerangka
Pikir
Keterampilan menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting bagi siswa. Keterampilan
ini sangat besar artinya bagi siswa selama mengikuti kegiatan pendidikan di
sekolah. Banyak kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan menulis yang
harus diselesaikan oleh siswa. Misalnya saja menulis berbagai macam surat,
menulis puisi, ataupun menulis karangan.
Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, keterampilan menulis karangan sangatlah penting karena dengan
mengarang, seseorang dapat berkomunikas dengan orang lain melalui bahasa tulis.
Namun keterampilan menulis karangan untuk kelas III SD masih sangat
memprihatinkan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran
menulis karangan. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor guru yang kurang
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, metode yang digunakan oleh guru
selalu monoton sehingga membuat siswa bosan, dan yang sering terjadi bahwa guru
kurang menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, seperti
media gambar berseri untuk pembalajaran menulis karangan pada mata pelajaran
bahasa Indonesia.
Faktor lain yang juga
mempengaruhi kesulitan siswa dalam menulis karangan adalah dari siswa itu
sendiri, dimana siswa kurang aktif dan kurang berminat dalam pembelajaran
menulis karangan yang bisa jadi kurangnya minat siswa tersebut karena guru
kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran dan tanpa media yang menarik dan mendukung
pembelajaran tersebut,serta siswa kurang mampu dalam memilih kalimat yang
sesuai/ sinambung dalam menulis karangan.
Oleh karena itu, guru
berperan penting dalam menetapkan penggunaan media gambar berseri guna menarik
perhatian siswa atau untuk mempermudah siswa dalam menulis karangan, sehingga
pembelajaran akan lebih menarik dan siswa akan lebih tertantang untuk menulis
karangan. Siswa juga mampu menyusun kata-kata menjadi kalimat dan kalimat
menjadi sebuah paragraf sehingga terbentuklah sebuah karangan yang utuh.
Adapun tahapan menulis
karangan berdasarkan gambar berseri yaitu: mula-mula guru menunjukkan gambar
berseri kepada siswa. Guru kemudian menunjuk siswa secara bergantian memasang
gambar berseri sesuai dengan urutan yang benar. Setelah gambar berseri
terpasang, maka guru menanyakan alasan logis mengapa siswa memilih gambar
tersebut sebagai bagian dari urutan gambar berseri. Dari alasan yang diberikan
oleh siswa tersebut, guru kemudian memberi penjelasan atau penanaman konsep
kepada siswa agar lebih mengerti. Setelah selesai menjelaskan guru kemudian
meminta siswa menulis karangan berdasarkan gambar berseri yang telah dipasang
tersebut.
Selain memicu minat
siswa media gambar berseri diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar serta dapat membantu siswa dalam memilih kata-kata
yang sesuai atau sinambung dalam menulis karangan. Oleh karena itu diduga bahwa
dengan penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan menulis
karangan pada siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I Kecamatan Mappakasunggu
Kabupaten Takalar. Secara skematik, kerangka pikir penelitian dapat dilihat
pada gambar 2.1.
Keterampilan
menulis karangan rendah
|
Penggunaan
media gambar berseri
|
Faktor siswa
1.
Kurang aktif
2.
Siswa kurang minat
3.
Kurang mampu memilih kalimat yang
sesuai/sinambung dalam menulis karangan
|
Faktor guru
1.
Kurang melibatkan siswa
2.
Monoton
3.
Kurang menggunakan media pembelajaran
|
Tahapan menulis karangan berdasarkan
gambar berseri
1.
Menunjukkan gambar berseri
2.
Menunjuk siswa secara bergantian memasang gambar
berseri sesuai urutan
3.
Menanyakan alasan logis dari urutan gambar
berseri
4.
Dari alasan tersebut guru menanamkan konsep
5.
Menulis karangan berdasarkan urutan gambar
berseri
|
Keterampilan
menulis karangan meningkat
|
Gambar
2.1 Bagan kerangka pikir
C. Hipotesis
Tindakan
Hipotesis tidakan dalam
penelitian ini dirimuskan sebagai berikut: jika penggunaan media gambar berseri
dilakukan dengan benar, maka dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan
siswa kelas III SDN 106 Inpres Takalar I.
III. METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitan ini adalah Classroom Action Research, yang berarti action research (penelitian dengan
tindakan) yang dilakukan di kelas.
Lebih lanjut pengertian penelitian
tindakan kelas dikemukakan oleh Arikunto (Suyadi: 2010: 18) bahwa:
a.
Penelitian
adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau
metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hala-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati.
b.
Tindakan
adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan
tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-siklus kegiatan untuk
peserta didik.
c.
Kelas
adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu
bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Dari
pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah cara tertentu yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dalam
suatu tempatterjadiya proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu dari
objek yang diamati.
Menurut
Suyadi (2010: 29) bahwa esensi dari PTK adalah “memperbaiki pola pembelajaran
secara terus menerus, tiada henti”. Proses pelaksanaan dari penelitan tindakan
kelas ini melalui peroses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap,
yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Daur penelitian tindakan
kelas ditujukan sebagai perbaikan atas hasil refleksi terhadap tindakan
sebelumnya yang dianggap belum berhasil, maka masalah tersebut kembali
dipecahkan dengan mengikuti daur yang sama seperti sebelumnya melalui tahapan
yang berurutan. Berikut ini adalah empat langkah tahapan PTK yang dikemukakan
oleh Arikunto (Suyadi: 2010: 50)
Perencanaan
|
Pelaksnaan
|
SIKLUS
II
|
Pengamatan
|
?
|
Refleksi
|
SIKLUS
I
|
Pengamatan
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
Gambar
3.1 Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK
B. Fokus
Penelitian
Dalam penelitan ini, hal yang menjadi
fokus utama dalam penelitian yaitu penggunaan media gambar dalam meningkatkan
keterampilan menulis karangan dan meningkatkan aktifitas pembelajaran menulis
karangan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya di kelas III.
C. Setting
Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini di setting
pada kelas III semester II SDN 106 Inpres Takalar I. Sasaran perbaikannya
adalah penggunaan media gambar berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis
karangan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III.
D. Rancangan
Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dilakukan yakni penelitan tindakan kelas, maka rancangan tindakan yang akan
dilakukan terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Prosedur kegiatan dalam siklus meliputi perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Dalam tahap perencanaan sampai melakukan tindakan
terdapat empat langkah utama yang akan dilaksanakan, yaitu: identifikasi
masalah, analisis dan perumusan masalah, perencanaan penelitian tindakan kelas,
dan melakukan penelitian tindakan kelas. Secara lebih terperinci, prosedur
penelitan tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahap
perencanaan dan persiapan
Pada tahap awal
perencanaan, peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan
peelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang
akan diteliti beserta tolak ukur keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan
oleh peneliti. Kemudian meminta bantuan kepeda guru yang akan dijadikan partner yang paham tentang mata
pelajaran yang akan menjadi sumber PTK.
2. Tahap
pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan
yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan media gambar berseri dan aktivitas siswa selama
dilaksanakan atau diterapkan media gambar berseri. Guru memberikan mata
pelajaran tentang mengarang dengan menggunakan media gambar berseri dengan
tahapan sebagai berikut:
Tahap awal
pembelajaran, guru menyampaikan materi pelajaran tentang mengarang. Guru
memperlihatkan media gambar berseri kepada siswa. Guru meminta siswa untuk
memasangkan urutan media gambar berseri pada papan tulis. Guru menanyakan
alasan logis kepada siswa mengapa memilih urutan gambar tersebut. Guru kemudian
menjelaskan kepada siswa cara membuat karangan dengan menggunakan media gambar
berseri.
Tahapan inti
pembelajaran, guru menugaskan kepada siswa membuat karangan berdasarkan gambar
berseri yang telah disediakan di depan kelas. Siswa diberi keleluasaan untuk
membuat karangan dengan melihat gambar yang telah disediakan di depan kelas,
sehingga siswa dapat berkreasi atau membuat karangan menurut pengamatan siswa
tentang gambar yang terpampang di papan tulis.
Tahap akhir
pembelajaran, guru mengumpulkan hasil kreasi menulis karangan siswa, lalu guru
bersama siswa mengoreksi kekurangan yang terdapat pada hasil menulis karangan
siswa. Setelah mengetahui kekurangan pada hasil karangan tersebut, guru
kemudian mengulangi pelajaran yang telah disampaikan tadi, sehingga siswa dapat
mengerti lebih jelas lagi tentang materi yang diajarkan.
3. Tahap
observasi
Kegiatan observasi
dilaksanakan pada waktu pelaksanaan tindakan. Peneliti sebagai observer
meneliti guru selama proses pembelajaran dalam menggunakan media gambar berseri
dan juga melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pada tahapan ini,
diharapkan tindakan yang dilakukan, dalam hal ini penggunaan media gambar
berseri dalam proses pembelajaran dapat memberikan pengaruh positif dalam
proses belajar mengajar sepeti yang diharapkan, serta untuk menilai apakah
pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
4. Tahap
Refleksi
Refleksi merupakan
bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses
dan hasil pembelajaran yang terjadi. Data yang dikumpulkan dari hasil observasi
kemudian dianalisis sehingga dapat diberikan tindakan selanjutnya untuk
mencapai tujuan. Jika tujuan yang diinginkan belum tercapai, maka peneliti dan
guru melakukan langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus
selanjutya.
Siklus kedua dilakukan
dengan tetap mengacu pada prosedur kegiatan yang sama pada siklus pertama yang
meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hanya saja, pada siklus
kedua ini, aktivitas perencanaan dan tindakan senantiasa bertolak pada upaya
perbaikan atau koreksi terhadap kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklis
pertama. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus kedua yaitu:
Setelah bel berbunyi,
siswa masuk ke dalam kelas dengan tertib, setelah itu siswa mengucapkan salam
dan memberi penghormatan kepada guru. Sebelum memulai pelajaran, guru dan siswa
berdoa. Guru kemudian memberikan motivasi dan apersepsi kepada siswa.
Guru kembali
memperlihatkan media gambar berseri seperti yang telah dilakukan pada siklus
pertama. Guru lalu menunjuk siswa untuk memasang gambar sesuai dengan urutan
kemudian menanyakan logis mengapa memilih gambar tersebut. Guru lalu
menjelaskan kepada siswa cara menulis karangan berdasarkan gambar berseri. Guru
lalu meminta siswa menulis karangan berdasarkan gambar berseri yang terpampang
di papan tulis sesuai dengan daya kreasi siswa tersebut, guru dan peneliti
hanya memantau dan melihat perkembangan kemampuan menulis karangan pada siswa
apakah sudah meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan diandingkan dengan
siklus pertama.
Pada akhir siklus ke
dua, dilangsungkan tes untuk mengukur kemampuan menulis karangan siswa dengan
menggunakan media gambar berseri.
E. Teknik
dan prosedur Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara:
1. Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan.
Tes dilakukan dua tahap, yaitu: sebelum proses pembelajaran dimulai (pretest)
dan setelah proses pembelajaran (posttest), dan akhir setelah tindakan hasil
tes akan dievaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai.
2. Observasi
(pengamatan)
Observasi dilakukan untuk mengamati
kesesuaian antara pelaksanaan tindakan dan perencanaan yang telah disusun dan
untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan
sesuai dengan yang dikehendaki.
Penggunaan teknik observasi ini
bertujuan untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah penggunaan
media gambar berseri untuk meningkatkan katerampilan menulis karangan siswa
dalam proses pembelajaran.
F. Teknik
Analisis Data dan Indikator Keberhasilan
Pengolahan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik
deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan
siswa selama proses belajar mengajar. Analisis deskriptif yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
·
Analisis pengamatan aktivitas siswa
Menurut
Trianto (2011: 62-63) “Untuk menganalisis data aktivitas siswa yang diamati
digunakan teknik prosentase (%), yakni banyaknya frekuensi tiap aktivitas
dibagi dengan seluruh aktivitas dikalikan dengan 100”.
Untuk lebih jelasnya:
persentase respon siswa =
Keterangan:
A = Proporsi siswa yang memilih
B = Jumlah siswa (reponden)
Indikator keberhasilan
dalam penelitian ini meliputi indikator hasil dari penggunaan media gambar
berseri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa kelas III SDN
106 Inpres Takalar I. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 107)
tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran dikatakan berhasil dapat dilihat
dari tingkatan sebagai berikut:
1.
Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran
dapat dikuasai oleh siwa
2.
Baik
sekali/optimal : apabila
sebahagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh siswa
3.
Baik/minimal : apabila bahan pelajaran
yang diajarkan hanya (60% s.d. 75%) saja yang dikuasai oleh siswa
4.
Kurang : apabila bahan
pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa
Dengan melihat data
yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan presentase
keberhasilan siswa dalam mencapai target keberhasilan yang telah ditentukan,
maka kita dapat mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru terhadap siswa. Maka peneliti mengambil kesimpulan jika rata-rata
siswa di dalam kelas telah menguasai 75% dari materi dengan nilai rata-rata kelas
adalah 7, maka dikatakan telah berhasil dengan baik karena pertimbangan dari
hasil persentase di atas.
G. Jadwal
Penelitian
Kegiatan penelitian ini
direncanakan selama 3 (tiga) bulan dengan rincian kegiatan seperti pada tabel
berikut ini:
No
|
Tahap Kegiatan
|
Bulan I
|
Bulan II
|
Bulan III
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Mengadakan
observasi untuk mencari dan mendiagnosis masalah pembelajaran menulis
karangan di kelas III SD.
|
||||||||||||
2
|
Menyusun
proposal
|
||||||||||||
3
|
Seminar
proposal
|
||||||||||||
4
|
Penyusunan
instrumen penilaian
|
||||||||||||
5
|
Pengurusan
surat-surat
|
||||||||||||
6
|
Orientasi
lapangan
|
||||||||||||
7
|
Pengumpulan
data
|
||||||||||||
8
|
Pengolahan
dan analisis data
|
||||||||||||
9
|
Penyusunan
konsep awal skripsi
|
||||||||||||
10
|
Penyusunan
konsep akhir skripsi
|
||||||||||||
11
|
Seminar
hasil
|
||||||||||||
12
|
Ujian
skripsi
|
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin,
Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis
Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama
Depdiknas,
2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pengajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas
Indriani,
Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media
Pengajaran. Yogjakarta: Diva Press.
Mudyahardjo,
Redja. 2010. Pengantar Pendidikan Sebuah
Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidkan di
Indonesia. Bandung: Rajawali Pers
Sadiman,
Arief, dkk. 2002. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Pustaka.
Suyadi.
2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas
Buku Panduan Wajib Bagi Para Pendidik. Yogyakarta: Diva Press.
Trianto.
2011. Panduan Lengkap Penelitan Tindakan
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.